Senin, 23 November 2015

BANK SI ANAK SINGKONG



1.    TENTANG BANK MEGA
Secara historis, Bank Mega awalnya bernama Bank PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 di Surabaya. Pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank sekaligus relokasi kantor ke Jakarta.
Tahun 1996 terjadi krisis dan dampaknya banyak pengusaha yang gulung tikar.Berbeda dengan  Choirul Tanjung (CT) yang dijuluki “Anak Singkong”, Beliau pada tahun tersebut dengan perusahaan yang dinaunginya PT. Para Global Investindo dan PT. Rekan Investama mengambil alih  PT. Mega Bank.
 PT. Bank Mega Tbk. dengan semboyan "Mega Tujuan Anda" tumbuh dengan pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan ternama yang mampu disejajarkan dengan bank-bank terkemuka di Asia Pasifik dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank Mega Tbk. berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta produk dan fasilitas perbankan terkini.

Setiap tahapan bisnis yang dilalui Bank Mega terkadang mendapat tantangan. Namun dengan berbekal keyakinan dan semangat untuk terus menjadi yang terbaik, sehingga mampu memberikan yang terbaik pula bagi bangsa, seluruh elemen Bank sepakat untuk lebih mempertegas cita-cita tersebut. Transformasi logo baru Bank Mega dalam wujud yang baru menjadi cerminan semangat seluruh elemen Bank Mega dalam mewujudkan cita-cita Indonesia.


2.      STRUKTUR ORGANISASI BANK MEGA






Melihat struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Bank Mega dapat disimpulkan struktur Organisasi yang dipakai adalah Struktur Organisasi Fungsional. Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut 

Ciri-ciri Organisasi Fungsional :
  1. Organisasi kecil
  2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
  3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
  4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
  5. Pengawasan dilakukan secara ketat
      Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
  1. Program tearah, jelas dan cepat
  2. Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai
  3. Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat
  4. Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik
  5. Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik
  6. Solidaritas antar anggota yang tinggi
  7. Moral serta disiplin keija yang tinggi
  8. Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik
  9. Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi
  10. Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas
  11. Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis 
     Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
  1. Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
  2. Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi sulit dilaksanakan
  3. Insiatif perseorangan sangat dibatasi
  4. Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu
  5. Menekankan pada rutinitas tugas - kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang
  6. Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit
  7. Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi
  8. Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan  
      Dan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut :
  1. Lingkungan stabil
  2. Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi
  3. Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional
Daftar Pustaka
https://www.bankmega.com/tentang_kami.php (diakses 23 November 01.37)
Diredja, Tjahja Gunawan 2012, Chairul Tanjung: Si Anak Singkong, Jakarta: Kompas